A. Latar
Belakang
Pemeliharaan burung puyuh (quail) pada
mulanya kurang mendapat perhatian dari para peternak di Indonesia. Tetapi sejak
pemerintah Indonesia merencanakan burung puyuh sebagai salah satu alternatif
untuk peningkatan penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah burung
puyuh mulai terangkat namanya. Peternak Indonesia pun mulai bergairah untuk
mengembangkan ternak ini.
Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
dari tahun ketahun berbanding lurus dengan tingginya angka pengangguran. Hal
tersebut menjadi landasan awal burung puyuh di pilih sebagai salah satu
alternatif usaha yang dinilai cukup menguntungkan karena dalam pemeliharaannya
tidak dibutuhkan areal yang luas dan pengembalian modalnya relatif cepat
dikarenakan burung puyuh dapat mencapai dewasa kelamin sekitar umur 42 hari
dengan produksi telur antara 250-300 butir per tahun.
Burung Puyuh yang dalam bahasa asing
disebut “Quail” merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh
relatif kecil dan berkaki pendek. Burung Puyuh termasuk dalam golongan aneka
ternak hasil domestikasi, yang semula bersifat liar kemudian diadaptasikan
menjadi hewan yang dapat diternakkan. Burung Puyuh pertama kali diternakkan di
Amerika Serikat tahun 1870 dan terus dikembangkan ke berbagai penjuru dunia.
Burung Puyuh merupakan hewan peralihan yang semula
bersifat liar kemudian diadaptasikan menjadi hewan yang dapat diternakkan. Oleh
karena itu, banyak permasalahan yang dihadapi para peternak yang masih baru.
Jika peternak telah menguasai seluk-beluk burung puyuh, setiap permasalahan
tentu akan mudah diatasi
Dalam pemeliharaan burung puyuh (quail) pada mulanya
kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tetapi sejak pemerintah
merencanakan burung puyuh sebagai salah satu alternatif untuk peningkatan
penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah burung puyuh mulai
terangkat namanya. Peternakpun mulai bergairah untuk mengembangkan ternak ini.
Sementara dengan meningkatnya jumlah penduduk yang menyebabkan tingginya angka
pengangguran menjadikan burung puyuh sebagai salah satu alternatif usaha yang
dinilai cukup menguntungkan karena dalam pemeliharaannya tidak dibutuhkan areal
yang luas dan pengembalian modalnya relatif cepat dikarenakan burung puyuh
dapat mencapai dewasa kelamin sekitar umur 42 hari dengan produksi telur antara
250-300 butir per tahun.).
B. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan yang diinginkan dalam praktikum ini ialah :
1. Untuk
mengetahui teknik budidaya usaha burung puyuh.
2. Untuk
mengetahui pengunaan sarana produksi usahatani.
3. Menganalisis
biaya, produksi, pendapatan, efisiensi dan Break-even point usaha burung puyuh.
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang
lingkup praktikum ini ialah tentang
budidaya burung puyuh. Yang mana, pada sebelumnya, burung puyuh ini tidak
terlalu banyak diminati. Namun, sejak pemerintah Indonesia merencanakan burung
puyuh sebagai salah satu alternatif untuk peningkatan penyediaan protein hewani
untuk masyarakat, barulah burung puyuh mulai terangkat namanya. Peternak
Indonesia pun mulai bergairah untuk mengembangkan ternak ini.
Peternak yang kami wawancara ini, sudah
beternak sejak 1997. Dalam poses produksi ia menggunakan pakan ternak yang
terdiri dari dua, yakni anakan dan petelur. Selain itu, ada stimulant yang
diberikan ketika burung puyuh sakit, anti terapi sebagai cara pencegahan burung
puyuh agar tidak stress. Adapun usaha ini adalah usaha yang hanya dikelola oleh
satu orang, tidak ada pegawai sama sekali. Sekaligus, ia juga turut mengerjakan
semuanya sendiri seperti membuat kandang, mesin penetas, dan hal lain yang
dibutuhkan.
II.
METODOLOGI
A. Metode, Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di. .Praktikum
ini dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 21 Mei 2016 , dimulai dari pukul
09:30-11:00.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah
metode purposive sampling dengan kriteria bahwa peternak sudah pasti adalah
peternak burung puyuh dan telah beternak sejak 1997.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah
data primer. Yakni, artinya data primer adalah data yang dikumpulkan dari
petani padi yang dijadikan sampel, yang dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan jenis pertanyaan
disesuaikan dengan data yang diperlukan. Data-data tersebut meliputi:
identitas, (umur, jenis kelamin, lama pendidikan dan lain-lain), pengadaan
sarana produksi, produksi dan lain-lain.
D. Analisis
Data
- Menganalisis biaya produksi
a. Biaya
Tetap + Penyusutan
.........................................................................................................................(1)
Dimana:
D = Depresiasi (Rp/th)
NB = Nilai beli/baru (Rp)
NS = Nilai sisa (Rp)
MP = Masa Pakai (th)
+
Bunga Modal
……………………………………………………………………(2)
i
= Suku bunga berlaku (6%)
b. Biaya
variabel
….......................................................................................……
(2)
Diamana
: VC = variabel cost (Rp/luas garapan atau Rp/ha)
Xi = Jumlah fisik dari input
(kg)
Pxi = Harga input (Rp/kg atau
Rp/ltr)
n = macam input
c. Total
biaya
………....................................................................................…….(3)
Dimana:
TC = Total cost
VC = Variable cost (Rp/LG/MT
atau Rp/ha/MT)
FC = Fixed cost (depresiasi)
(Rp/th/MT)
- Menentukan Pendapatan
a. Pendapatan
kotor/Total penerimaan
TR
= Y * Py
……..............................................................................………..(4)
Dimana:
TR = Total penerimaan (Rp/LG/MT atau Rp/ha/MT)
Y = Jumlah produksi (kg/LG/MT
atau kg/ha/MT)
Py = Harga produksi (Rp/kg)
b. Pendapatan
bersih
………........................................................................................……(5)
Dimana: π = Pendapatan bersih (Rp/LG/MT atau Rp/ha/MT)
TR = Total
penerimaan (Rp/LG/MT atau Rp/ha/MT)
TC = Total cost Rp/LG/MT
atau Rp/ha/MT)
c. Pendapatan Kerja Keluarga
……..................................................................................………….(6)
Dimana:
Pkk = Pendapatan kerja
keluarga (Rp/LG/MT atau Rp/Ha/MT)
π = Pendapatan bersih (Rp/LG/MT
atau Rp/Ha/MT)
BTKDK = Biaya tenaga kerja dalam keluarga (Rp/LG/MT atau
Rp/Ha/MT)
- Efisiensi Usahatani
……………............................................................................................…….(7)
Dimana:
RCR = Return Cost Ratio
TR
= Total Revenue (Rp/LG/MT atau Rp/Ha/MT)
TC
= Total Cost (Rp/LG/MT atau Rp/Ha/MT)
- Break-even point (BEP)
….................................................................................…………(8)
Dimana:
BEPprod =
Break-even point produksi (kg)
FC
= Fixed cost (Rp/LG/MT atau Rp/Ha/MT)
P = Harga produk (Rp/kg)
AVC
= Rata-rata biaya varabel (Rp/kg)
…..............................................................................…………(9)
Dimana:
BEP penerimaan = Break-even point penerimaan (Rp)
FC
= Fixed cost (Rp/LG/MT atau Rp/Ha/MT)
VC
= Variabel cost (Rp/LG/MT atau Rp/Ha/MT)
P
= Harga Jual (Rp/kg)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Profil
Petani
IDENTITAS
RESPONDEN
1.
N a m a :
Ahmad
2.
Jenis Kelamin :
P
3.
Umur :
33 Tahun
4.
Lama Pendidikan :
16 Tahun
5.
Pengalaman Berusaha :
19 Tahun
6.
Jumlah Anggota Keluarga :
1 Orang
No
|
Hubungan
Keluarga
|
Umur
(th)
|
J.
Kelamin
(P/W)
|
Pendidikan
(th)
|
Pekerjaan
|
|
Pokok
|
Sampingan
|
|||||
A
|
Ayah/Ibu
|
|||||
B
|
Anak
ke
|
|||||
1
|
..........................
|
|||||
2
|
..........................
|
|||||
C
|
Anggota
lain
|
|||||
1
|
Adik
|
31
Tahun
|
Wanita
|
16
Tahun
|
Guru
|
|
2
|
........................
|
Catatan:
catat masih sekolah/tidak
Ahmad adalah peternak puyuh yang sudah beternak
sejak 1997. Hal ini diawali dengan orang tuanya, mereka memulai beternak dan
sekarang ternak burung puyuh tersebut masih berjalan dan dikelola oleh Ahmad
sendiri. Ahmad yang lulusan Teknik Informatika lebih memilih berusaha dalam
bidang pertanian, karena menurutnya bidang ini telah ia tekuni sejak lama.
B.
Luas Lahan Usahatani
No
|
Jenis
Lahan
|
Luas
Lahan
(m2)
|
Jenis
Ternak yg diusahakan
|
Yang
digunakan
(m2)
|
Status
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
A
|
Pekarangan
|
50 x 100
|
Puyuh
|
10 x 15
|
ü
|
||||
B
|
|||||||||
C
|
|||||||||
D
|
|||||||||
E
|
Catatan: Sewa
lahan di daerah ini Rp._________________/ha/thn
1. Milik 3.
Sewa/pinjam 5.
Lokasi: a. Di desa
2.
Warisan 4. Jlh
bidang/petak
b. Luar desa
Lahan untuk usahatani adalah perkarangan
rumah yang luasnya adalah 50 m x 100 m, yang mana merupakan milik sendiri.
C.
Penggunaan Sarana Produk
Jenis Saprodi
|
Penggunaan
(kg-1)
|
Status
|
Harga
(Rp/unit)
|
Nilai
(Rp)
|
Diperoleh*
|
||||
1
|
2
|
3
|
Jumlah
|
MS
|
BL
|
||||
Bibit
|
1100
ekor
|
ü
|
260/ekor
|
286.000
|
A
|
||||
Makanan ayam petelur 324
|
50
|
50
|
100
|
ü
|
280.000
|
560.000
|
A
|
||
Makanan
anak 311
|
50
|
50
|
ü
|
349.000
|
349.000
|
A
|
|||
Stimulan
|
1
g
|
1
|
ü
|
49.000
|
49.000
|
A
|
|||
Terapi anti stress
|
1
g
|
1
|
ü
|
49.000
|
49.000
|
A
|
Keterangan: * =
a. Desa, b. Kecamatan, c. Kabupaten, d. Provinsi, e, Lainnya
Seperti yang tertera ditabel, semua
jenis sarana produk didapatkan dengan pembelian yang mana dari desa.
Jenis Kegiatan
|
TK.
Dalam keluarga
|
TK.
Luar keluarga
|
Mesin
(hari
atau jam)
|
||||
HOK-P
(jam)
|
HOK-W
(jam)
|
HOK-A
(jam)
|
HOK-
P
(jam)
|
HOK-W
(jam)
|
HOK-A
(jam)
|
||
Pembuatan
gudang
|
12
|
||||||
Perawatan
gudang
|
4
|
||||||
Pemberian
pakan+minum
|
3
|
||||||
Seleksi
telur
|
3
|
||||||
Pemberian
stimulant+terapi
|
1
|
||||||
Seleksi
burung puyuh
|
3
|
||||||
Pengangkutan
|
2
|
Tenaga kerja yang digunakan ialah
tenaga kerja dalam keluarga yang mana adalah Ahmad sendiri, tidak ada karyawan
lain yang membantu.
D.
Penggunaan Alat dan Penyusutan
No
|
Jenis Alat
|
Jumlah
(unit)
|
Harga
(Rp/unit)
|
Usia
Ekonomis
(Th)
|
Diperoleh
secara
|
||
Tunai
|
Kredit
|
Sendiri
|
|||||
1
|
Mesin
penetasan
|
1
|
700.000
|
19
Tahun
|
ü
|
||
2
|
Tempat
netas
|
1
|
700.000
|
19
Tahun
|
ü
|
||
3
|
Tempat
dara
|
1
|
700.000
|
19
Tahun
|
ü
|
||
4
|
Tempat
telur
|
1
|
700.000
|
19
Tahun
|
ü
|
||
5
|
Botol
Minum
|
100
|
7.000
|
19
Tahun
|
ü
|
Kebanyakan alat yang digunakan diperoleh secara membeli.
E.
Analisis Biaya, Produksi,
Pendapatan, Efisiensi, dan Analisis Break-Even Point
No
|
Uraian
|
Jlh (Unit)
|
Harga (kg/unit)
|
Nilai (Rp)
|
Persen
|
A
|
Biaya (TC)
|
||||
1
|
Biaya Variabel (VC)
|
1.437.000
|
53,18
|
||
Bibit (ekor)
|
1100
|
260
|
286.000
|
||
Pakan
|
|||||
Makanan anak 311 (50
kg/karung)
|
2
|
349.000
|
698.000
|
||
Makanan ayam petelur
324 (50 kg/karung)
|
1
|
280.000
|
280.000
|
||
Stimulan (250
g/bungkus)
|
1
|
49.000
|
49.000
|
||
Terapi anti stress
(250 g/bungkus)
|
1
|
49.000
|
49.000
|
||
Tenaga Kerja
|
|||||
TKDK
|
|||||
Pria (HKP)
|
1
|
75.000
|
75.000
|
||
2
|
Biaya Tetap (FC)
|
1.265.000
|
46,82
|
||
Penyusutan kandang
|
1.245.000
|
||||
Penyusutan mesin
penetas
|
20.000
|
||||
TOTAL BIAYA (TC)
|
2.702.000
|
42,89
|
|||
B
|
Pendapatan
|
||||
Kotor (Rp)
|
2.100
|
3.000
|
6.300.000
|
||
Bersih (Rp)
|
3.598.000
|
57,11
|
|||
Kerja Keluarga (Rp)
|
3.673.000
|
58,30
|
|||
C
|
Efisiensi
|
||||
RCR = TR/TC
|
2,33
|
||||
D
|
Break-even point
|
||||
BEP (prod) (kg)
|
546,27
|
||||
BEP (nilai) (Rp)
|
1.638.803
|
||||
1.638.803
|
|||||
E
|
Produktivitas
|
||||
Lahan (kg/ha)
|
10.500
|
||||
Tenaga kerja (Kg/HKP)
|
21,6
|
97,22
|
|||
Tenaga kerja (Rp/HKP)
|
21,6
|
291.667
|
|||
Data dalam tabel adalah hasil
pengaplikasian rumus yang sudah tertera pada bab II, sehingga menghasilkan total
biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam usaha burung puyuh ini adalah Rp. 2.702.000
yang mana menghasilkan produksi sebanyak 2.100 ekor puyuh, yang menghasilkan
pendapatan kotor sebesar Rp. 6.300.000 dan bersih Rp. 3.598.000, hal ini sudah
membuktikan bahwa peternak sangat memperhatikan input yang digunakannya
sehingga pendapatan bersih yang ia dapatkan setengah dari pendapatan kotor.
Efisiensi dari usaha burung puyuh ini menunjukkan RCR= 2,33 yang mana artinya
lebih dari 1 dan bisa dikatakan usaha ini untung. Titik Break-Even Point dari
usaha ternak untuk produksi adalah 546,27 dan untuk nilai adalah Rp. 1.638.803.
F.
Permasalahan dan Cara Mengatasi Masalah
Permasalahan
yang dihadapi oleh peternak terdiri dari dua, yakni harga pakan yang tidak
stabil dan permintaan akan puyuh yang tidak stabil. Untuk mengatasi masalah
ini, menurut kami untuk permasalahan yang pertama harga pakan yang tidak
stabil, ada baiknya peternak ketika harga tinggi menggunakan pakan yang
substitusi, yang artinya kegunaannya sama dan harga yang relative rendah,
seperti pada kasus ini peternak menggunakan pakan ayam petelur dan pakan
anakan, alternative lain yang bisa digunakan bisa menggunakan puyuh feed.
Sedangkan untuk permasalahan yang kedua, yakni permintaan akan puyuh yang
tidak stabil bisa diatasi dengan, peternak menjalin kerjasama beberapa pengusaha yang
mengolah telur dan daging puyuh sebagai usaha mereka, sehingga ketika terjadi
penurunan permintaan dipasar, peternak tetap dapat permintaan dari kerjasama
antara pengusaha tadi. Selain itu, dari pemerintah, pemerintah hendaknya
mensosialiasikan tentang burung puyuh dan juga telurnya, yang sebenarnya bagus
untuk dikonsumsi.
A.
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah, usaha ternak
ini untung karena dilihat segi efisiensi dari usaha burung puyuh ini
menunjukkan RCR= 2,33 yang mana artinya lebih dari 1 dan bisa dikatakan usaha
ini untung. Permasalahan yang dihadapi
oleh peternak terdiri dari dua, yakni harga pakan yang tidak stabil dan
permintaan akan puyuh yang tidak stabil. Untuk mengatasi masalah ini, menurut
kami untuk permasalahan yang pertama harga pakan yang tidak stabil, ada baiknya
peternak ketika harga tinggi menggunakan pakan yang substitusi.. Sedangkan
untuk permasalahan yang kedua, peternak
menjalin kerjasama beberapa pengusaha yang mengolah telur dan daging
puyuh sebagai usaha mereka, sehingga ketika terjadi penurunan permintaan
dipasar, peternak tetap dapat permintaan dari kerjasama antara pengusaha tadi.
Selain itu, dari pemerintah, pemerintah hendaknya mensosialiasikan tentang
burung puyuh dan juga telurnya, yang sebenarnya bagus untuk dikonsumsi.
B.
Saran
Adapun,
saran-saran agar pratik kedepannya lebih baik lagi adalah:
1. Peternak lebih giat lagi menjalin
kerjasama dengan pedagang lain atau pun pengusaha
http://puyuh324.blogspot.co.id/ Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.
http://www.portal-statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.
https://puyuhjaya.wordpress.com/2011/07/13/lanjutan-analisa-usaha-perhitungan-dan-kalkulasi-keuntungan-beternak-burung-puyuh-petelur-
kemitraan-untuk-2000-populasi-selama-12-bulan-dengan-perincian-per-minggu/ Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.
http://ariefmas.blogspot.co.id/2011/12/harga-pakan-puyuh-versus-harga-telur.html Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.
https://puyuhjaya.wordpress.com/pakan-ternak-dan-permasalahan/comment-page-1/ Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.
Dokumentasi wawancara
Comments
Post a Comment