I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri
atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan,
merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus
dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak,
bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara
dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk
pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.
Alam pada dasarnya mempunyai sifat
yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan
dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan
keseimbangan itu.
Semua kekayaan bumi, baik biotik
maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan
sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya
alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam
nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan
pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.
Sumber daya alam ialah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Sumber daya alam ialah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
disebut dengan Sumber Daya Alam?
2. Apa saja
klasifikasi sumber daya alam dan lingkungan hidup?
3. Bagaimana
konsep-konsep pengolahan sumber daya alam?
4. Bagaimana
prinsip dan usaha pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup?
C. Tujuan
1. Dapat
mengetahui pengertian Sumber Daya Alam.
2. Dapat
mengetahui klasifikasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.
3. Mengetahui
konsep-konsep pengolahan sumber daya alam.
4. Mengetahui
prinsip dan usaha pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Daya Alam
Sebelum membahas tentang
Sumber Daya Alam (SDA), sebaiknya Anda mengatahui definisi dari SDA terlebih
dahulu.
Menurut Slamet Riyadi (Darmodjo,
1991/1992) mendefinisikan Sumber Daya Alam sebagai segala isi yang terkandung
dalam biosfer, sebagai sumber energi yang potensial, baik yang tersembunyi di
dalam litosfer (tanah), hidrosfer (air) maupun atmosfer (udara) yang dapat
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia secara langsung maupun tidak
langsung.
Herman Haeruman Js (Kaligis, 1986)
menyatakan bahwa: Sumber Daya Alam adalah sumber daya yang terbentuk karena
kekuatan alami misalnya tanah, air dan perairan, biodata, udara dan ruang,
mineral, bentang alam (landscape), panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut
dan arus laut.
Jadi sumber daya alam adalah segala
sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang bukan dibuat manusia, dan yang
terdapat di permukaan bumi, baik itu berada di dalam tanah, laut ataupun air
dan di udara, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia maupun
organisme lain secara langsung maupun tidak langsung. Demikian Sumber daya alam
ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada
di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
B. Klasifikasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
SDA dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut ini akan
disajikan beberapa penggolongan SDA berdasarkan pada sifat, potensi dan
jenisnya (Pratiwi dkk, 2000).
1) Berdasarkan
Sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
a.
Sumber daya
alam yang dapat diperbaharui (renewable)
misalnya
:Hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
b.
Sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable)
misalnya:
minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ialah sumber daya alam yang
dapat habis dalam penggunaannya atau dapat juga dibentuk lagi tetapi memerlukan
waktu yang lama yaitu ribuan tahun bahkan jutaan tahun. Contohnya semua jenis
bahan galian (tambang). Dalam Undang-Undang No. 11 tahun 1976 tentang
pertambangan dan bahan galian diklasifikasikan menurut kepentingannya bagi
negara sebagai berikut
1)
Golongan A
yaitu golongan bahan galian strategis.
Contoh:
semua jenis batu batu bara, minyak bumi, bahan radio aktif, tembaga, aluminium,
timah putih, mangan, besi, nikel, dan sebagainya. Bahan galian ini penting
untuk menjamin perekonomian negara.
2)
Golongan B
yaitu golongan bahan galian vital.
Contoh:
emas, perak, magnesium, seng, wolfarm, batu permata, mika, asbes, dan
sebagainya. Bahan galian penting untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
3)
Golongan C
yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A atau B Contoh: bahan
galian yang termasuk bahan industri.
c.
Sumber daya
alam yang tidak habis,
misalnya
udara, matahari, energy pasang surut, energi laut dan air dalam siklus
hidrologi.
2) Berdasarkan
Potensi
Menurut
potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain
sebagai berikut.
a.
Sumber daya
alam materi
Merupakan
sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi,
emas, kayu, serat kapas, kaca, dan rosela.
b.
Sumber daya
alam energi
Merupakan
sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Misalnya batu bara,
minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut air
laut, dan kincir angin.
c.
Sumber daya
alam ruang
Merupakan
sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah
(daratan) dan angkasa.
3) Berdasarkan
Jenis
Menurut
jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
a.
Sumber daya
alam nonhayati (abiotik)
Sumber Daya Alam nonhayati disebut juga sumber daya alam fisik,
yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang,
tanah, air, dan kincir angin.
b.
Sumber daya
alam hayati (biotic)
Sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam yang
berupa mahkluk hidup. Misalnya : hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
C. Konsep-konsep Pengelolaan Sumber
Daya Alam
Sumber daya
alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk
memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan sifatnya, yaitu
SDA hayati dan nonhayati.
1. Sumber daya alam hayati
a)
Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh
karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai
makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada
rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu
faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:
·
Pupuk
kompos.
b)
Pertanian
dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena
sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih
dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan
di Pulau Jawa.Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi
ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan
singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya,
antara lain karet (bahan baku ban), kelapa
sawit (bahan baku minyak
goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).
c)
Hewan,
peternakan, dan perikanan
Sumber dayaa alam hewan dapat berupa hewan liar
maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu
pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi.Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian
secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan.Pelestarian in situ
adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex
situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke
tempat lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk
lebih memberdayakan sumber daya hewan.
2. Sumber daya
alam nonhayati
Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan
kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya:air, angin, sinar matahari, dan
hasil tambang.
a)
Air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk
hidup dan bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan.Dari total wilayah
perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut, samudra, dll.) dan hanya 3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau, dll.). Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air,
baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat. Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber
listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus berkembang
karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek
rumah kaca.Pelestarian air dapat berupa pelstarian
kuantitas air. Pelestarian kuantitas air dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain penyediaan air, pemanfaatan air.
b)
Angin
Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara,
dan berbagai jenis bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi
dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih
dari 30 meter di daerah dataran tinggi.Selain sumbernya yang terbaharukan dan
selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang
dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah
mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.
c)
Tanah
Tanah termasuk salah satu sumber daya alam
nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan
tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat
kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti
udara, air, mineral, dan senyawa
organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati
ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan
kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini. Jika lapisan tanah tersebut
mentah, artinya zat-zat makan yang ada di lapisan itu belum dapat dimakan oleh
tumbuh-tumbuhan, tanah mentah tersebut bila dicangkuli, diberi pupuk hijau dan
kandang kemudian ditanami, lama kelamaan akan berubah menjadi tanah (zat-zat
makanan yang ada di dalamnya sudah dapat diisap oleh tumbuh-tumbuhan).
d) Hasil
tambang
Sumber daya alam hasil penambangan
memiliki beragam fungsi bagi kehidupan manusia, seperti bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi, maupun sebagai perhiasan. Berbagai
jenis bahan hasil galian memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu
eksploitasi sumber daya alam tersebut. Beberapa negara, seperti Indonesia dan
Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar dari sektor ini. Jumlahnya sangat
terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara efisein.Beberapa
contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
1) Terbentuknya Minyak Bumi dan
Pengolahannya
Minyak bumi
disebut juga bahan bakar fosil sebab terbentuk dari fosil hewan maupun tumbuhan
laut. Dalam bahasa Inggris minyak bumi di sebut Petroleum (Petro = batu
dan oleum = minyak), jadi maksudnya adalah minyak batuan. Minyak bumi,
terbentuk sebagai hasil akhir dari perombakan bahan-bahan organik (sel-sel dan
jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta-juta tahun di dalam
tanah, baik di daerah daratan ataupun di daerah lepas pantai. Proses
pembentukan minyak bumi ini berlangsung dalam jangka waktu jutaan tahun. Baik
hewan maupun tumbuhan laut yang pada waktu itu tumbuh dan berkembang di dasar
laut, zat organiknya tertutup oleh lapisan-lapisan rombakan batuan lain/endapan
tanah yang berasal dari erosi di daratan atau pegunungan. Lapisan penutup ini
menghalangi terjadinya oksidasi dan penguraian sempurna zat-zat
tersebut, sedangkan naiknya suhu dan tekanan menyebabkan terjadinya
penyulingan bertingkat dari zat organik yang sebagiannya telah terurai itu,
maka terpisahlah minyak bumi dan gas alam. Teori ini di dukung oleh
fakta bahwa minyak bumi umumnya terdapat padabatuan endapan yang berpori. Minyak
dan gas terbentuk dalam jumlah yang relatif sedikit dan terpancar di
daerah batuan endapan, yang kemudian mengumpul dalam tempat-tempat
penyimpanan berabad-abad yang lalu. Tempat-tempat penyimpanan itu
biasanya mengandung batu kapur atau batu pasir yang kedap, sedemikian
sehingga gas dan minyak terperangkap di dalamnya. Biasanya batu kapur
dan batu pasir tersebut pada bagian dalamnya cukup berpori, sehingga
dapat dilalui cairan minyak untu kemudian mengumpul membentuk
sumur-sumur pada bagian yang kedap cairan. Pori-pori ini umumnya mengandung
3% batu kapur dan 35% batu pasir. Pada tempat- tempat penyimpanan minyak
batuan tersebut, biasanya pada bagian atas terdapat gas, bagian tengah
minyak bumi dan bagian bawah larutan garam, sesuai dengan perbedaan
massa jenisnya.
Sumber utama produksi minyak yang terperangkap ini biasanya jauh di bawah
permukaan tanah, dan ada tiga bentuk utama jebakan minyak ini, yaitu
1) Jebakan
Antiklin, berupa lengkungan yang terbentuk oleh dorongangerakan lapisan
batuan ke atas.
2) Jebakan
Patahan, disebabkan oleh pergeseran dua lapisan batuan yang bergerak kedua
arah yang berlawanan, yang satu bergerak ke atas yang lain bergerak ke bawah.
3) Jebakan
Ketidakselarasan (Straigrafik), terjadi karena batuan yang berpori terjepit
oleh lapisan batuan yang tak berpori.
Ada pula
jebakan yang terbentuk di sekeliling endapan abtuan garam, di bawah permukaan
laut. Tinggi endapan garam itu dapat mencapai 8 km dan bergaris tengah 0,8 km,
maka di sekeliling bukit garam tersebut akan terkumpul minyak bumi.
Lebih dari setengah bagian dari jumlah minyak bumi di dunia berasal dari
Era Cenozoicum (kira-kira 70 juta tahun yang lalu), pada Periode Tertier.
Selanjutnya minyak bumi ada pula yang berasal dari Era Paleozoicum dengan
jumlah yang paling sedikit, sedangkan jumlah yang paling kecil terjadi di Era
Mesozoicum. Minyak bumi yang terdapat di Indonesia paling banyak terbentuk pada
masa Periode Tertier tersebut, yang terbanyak ditemukan di daerah Sumatera,
Kalimantan dan Jawa.
2) Pengolahan
Minyak Bumi.
Bahan utama
yang terkandung di dalam minyak bumi adalah Hidrokarbon (Alifatik dan
Siklik), yang sebagaian besar adalah alkana dan siklo alkana. Campuran
ini dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya secara
penyulingan/destilasi bertingkat yang dilakukan berdasarkan adanya
perbedaan titik didih setiap komponen-komponen campuran tersebut. Sesuai
dengan banyaknya atom karbon (C) dari alkana yang bersangkutan. Makin
besar jumlah atom karbon pada alkana tersebut, makin tinggi titik
didihnya.
Destilasi Minyak Bumi.
Proses penyulingan minyak bumi sampai jadi komponen minyak yang siap
dipakai untuk bahan bakar dan lain sebagainya meliputi tahapan proses
sebagai berikut:
1) Penguapan
Minyak bumi
dialirkan melalui pipa ke dalam dapur pemanas dan berubah menjadi uap.
2)
Pemisahan
Komponen Minyak
Uap minyak
bumi dialirkan ke dalam menara fraksinasi. Menara fraksinasi ini
tersusun dari puluhan tingkat bak pengembun uap. Uap naik ke atas tiap
tingkat menara melalui tutup gelembung. Uap dari komponen minyak bumi
yang titik didihnya leibh tinggi akan mengembun pada bak pengembunan
yang lebih rendah. Minyak bumi yang titik didihnya lebih rendah.
Sedangkan uap dari komponenkomponen minyak bumi yang titik didihnya
lebih rendah mengembun pada bak pengembunan yang lebih tinggi dari menara.
Dari pemisahan di menara fraksinasi ini diperoleh beberapa komponen.
Pada umumnya komponen-komponen yang dihasilkan minyak bumi dari satu
tempat ke tempat lainnya tidak banyak berbeda. Yang berbeda biasanya
hanya perbandingan komponen-komponen yang dihasilkan. Kolom
penyulingan bertingkat minyak bumi yang dikenal dengan nama kolom
fraksinasi, merupakan suatu silinder baja yang tingginya kira-kira 37 m
dan di dalamnya mempunyai bilik-bilik dengan katup-katup baja pula
sebagai tempat pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi tersebut. (Liliasari
dalam Dahar, RW, 1990: 393)
1) Terbentuknya Batu Bara dan
Pengolahannya
Anda perlu mengetahui proses terbentunya batu bara dan pengolahannya. Apa
itu batu bara? Batu bara adalah mineral hitam yang terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan purba. Pada periode karbon (300 juta tahun yang lalu) dan pada periode
Creta (100 juta tahun yang lalu), iklim bumi dan komposisi atmosfer sangat
cocok utnuk melimpahruahnya pertumbuhan tanaman. Di daratan yang sangat luas,
di daratan yang berpaya-paya ataupun di air dangkal tumbuh-tumbuhan pada saat
itu tumbuh dengan suburnya.
Ketika tumbuhan mati, tumbuhan tersebut terbenam ke dalam rawa.
Tidak adanya
oksigen di dalam rawa menyebabkan tumbuhan tersebut tidak membusuk, melainkan
berubah menjadi bahan serata yang di sebut gambut.
Ketika
lapisan gambut yang saling bertumpuk mendapat tekanan yang sangat
besar dari
permukaan, maka lapisan itu brubah menjadi batu bara lunak (lignit),
tekanan yang lebih besar mengubah batu bara lignit menjadi batu bara muda (bituminus)
yang kadang-kadang berubah menjadi batu bara yang keras dan mengkilap (antrasit).
Kedua jenis batu bara tersebut di tambang untuk dimanfaatkan.
Berlangsungnya proses perubahan ini disebabkan oleh kurangnya konsentrasi
oksigen dalam rawa-rawa, sehingga dengan bantuan panas yang
timbul oleh
tekanan batuan di atas gambut keluarlah gas-gas nitrogen, hydrogen dan oksigen
dari senyawa karbon kompleks yang merupakan sisa-sisa tumbuhan tadi, yang
akhirnya akan menyebabkan kadar karbon pada zat-zat sisa tersebut makin tinggi.
Zat-zat lain yang dibebaskan pula selama proses pembentukan batu bara ini
diantaranya CO2, H2O, dan CH4.
Proses pembentukan batu bara di kenal sebagai proses karbonisasi, karena
makin tua umur batu bara, makin tinggi kadar karbonnya. Apabila diurutkan, maka
pembentukan batubara dimulai dengan tahap pembentukan gambut, kemudian batu
bara muda atau lignit, selanjutnya baru terbentuk batu bara. Batu bara itu
dapat mengalami perubahan lebih lanjut karena pertambahan tekanan serta naiknya
suhu menjadi antrasit, yang kadar karbonnya tertinggi.
Macam-macam zat yang terjadi selama pembentukan batu bara menunjukkan
perbedaan kadar karbon yang dikandungnya. Makin tinggi kadar karbon tersebut,
makin tinggi pula kualitas batu bara tersebut, yang ditunjukkan pula oleh nilai
kalori yang dihasilkannya pada pembakaran.
Cara lain untuk menunjukkan jenis-jenis batubara adalah dengan cara
melihat
lapisan-lapisan batu bara yang tampak secara langsung, tanpa
menggunakan
mikroskop, seperti yang diusulkan oleh Marie Stopes dan di
kenal
sebagai sistem Stopes; yaitu Vitrain yang sifatnya hitam mengkilat
seperti
kaca; Fusain yang disebut juga mineral batu bara yang bersifat mudah
pecah dan
berdebu; Durain yang bersifat keras dan seringkali berbentuk;
Clarain yang
bersifat lapisan-lapisan yang berkilauan (Liliasari dalam Dahar,RW,1990).
2) Pengolahan
Batu Bara
Batu bara
hasil penambangan. Sebelum dipergunakan perlu pengolahan terlebih dahulu,
seperti harus dilakukan pemurnian batu bara dari zat pencemaran dan pemotongan
menjadi bentuk-bentuk dan ukuran yang sesuai dengan permintaan konsumen. Banyak
produk kimia diturunkan dari batu bara. Dari batu bara dapat
diperoleh
Kokas yang selanjutnya akan di dapat berbagai macam zat, seperti:
Ter, yaitu
hasil penguraian yang mudah menguap terdiri atas zat cair dan mengembun
langsung, gas (CH4 dan H2) untuk bahan bakar dan minyakminyak
ringan (Zat
cair yang mudah menguap). Bila minyak-minyak ringan ini dimurnikan melalui
destilasi bertingkat akan terpisah menjadi Benzena (C6H6), Toluena (C7H8), dan
campuran dari tiga macam Silena (C8H10). Zat ini bermanfaat sebagai pelarut dan
pereaksi untuk membuat zat-zat kimia yang lain. Ter didestilasi untuk
menghilangkan bagian yang mendidih antara 3500 – 4000C, menghasilkan residu ter
yang digunakan sebagai bahan bakar. Senyawa-senyawa penting yang dapat
diisolasi dari hasil destilsi dengan metode ekstraksi diantaranya: Naftalen
(C10H8), Antrasen (C14H10), Fenol atau disebut juga Karbol (C6H5OH), dan
Piridin (C5H5N).
Dalam kehidupan sekarang ini banyak bahan yang dibuat melalui industri
kimia berasal dari batu bara diantaranya obat-obatan, cat, bahan peledak,
pestisida dan plastik.
Sebagai contoh dapat diubah menjadi asam salisilat, yang
dipergunakan
sebagai bahan dasar aspirin ataupun minyak gandapura sebagai
obat.
merupakan
jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.
untuk
perhiasan
Untuk
bahan bangunan rumah atau gedung
Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
Untuk
obat dan peramu garam dapur beryodium
Untuk
bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
Untuk
bahan bakar kompor gas
Untuk
pembuatan pembuatan besi baja
Bermanfaat
untuk membuat pensil
D. Masalah Kependudukan dan
Lingkungan Hidup
Pemanfaatan Sumber Daya Alam di
Indonesia menimbulkan berbagai masalah yang baru terasa akhir-akhir ini :
1. Masalah
kesempatan kerja bagi penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya.
2. Masalah
pertambahan angkatan kerja dan kesukaran atau hambatan dalam bidang
pengembangan industry sehubungan dengan pertambahan angkatan kerja tersebut.
3. Masalah
pengandaan dan permintaan akan bahan-bahan dasar, seperti kayu, bahan-bahan
mineral dan bahan-bahan tersebut bila penggunaannya berlebihan dikhawatirkan
akan merugikan generasi yang akan datang.
4. Masalah
pembiayaan, penentu arah dan pola pendidikan, riset dan perkembangan teknologi
yang sangat berbeda antara Negara yang satu dengan yang lain.
5. Masalah yang
berkaitan dengan kepincangan neraca perdagangan nasional, dimana perbandingan
nilai ekspor dan impor terlalu besar. Pada Negara-negara maju ekspor
barang-barang jadi ke Negara-negara berkembang memiliki nilai yang sangat besar
dibandingkan impor yang dilakukan Negara maju tersebut dari Negara berkembang
karena yang diimpornya berupa bahan-bahan dasar untuk membuat barang-barang
jadi tersebut, bila hal ini dibiarkan terus menerus maka neraca perdagangan
milik Negara maju dan berkembang bila dibandingkan sangat pincang atau berat
sebelah.
E. Prinsip dan Usaha Pelestarian Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Usaha
pelestarian lingkungan sebenarnya telah dimulai sejak zaman dahulu, misalnya
bagaimana manusia untuk mendapatkan buruan dan tangkapan yang tak tentu
hasilnya, kadang suatu hari dapat banyak tetapi disaat lain dapat
sedikit. Untuk itu kemudian manusia menjinakkan dan memelihara hewan dan
tanaman serta menjaga dari kerusakan dan serangan dari hewan liar. Dengan
melakukan usaha peternakan dan pertanian itu, manfaat lingkungan dapat
diperbesar dan resiko lingkungan diperkecil, sehinga kemungkinan terpenuhinya
kebutuhan dasarnya dapat lebih terjamin. Usaha manusia berupa penjinakkan dan
pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar disebut Domestikasi, dan
usaha ini merupakan bentuk usaha awal pengelolaan atau pelestarian lingkungan
dalam kebudayaan manusia.
Pengelolaan
lingkungan mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang beraneka pula.
Namun demikian dapat kita kelompokkan menjadi: pengelolaan lingkungan secara
rutin, perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini, perencanaan perkiraan
dampak lingkungan, dan perencanaan perbaikan kerusakan lingkungan. Bentuk atau
cara pelestarian lainnya dapat pula kita mengenalnya seperti cagar alam, cagar
budaya, atau pun cagar biosfer, Suaka Alam, Suaka Margasatwa, Taman
Nasional, dan Taman Hutan Raya.
a. Cagar alam
Cagar alam adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi fauna dan
flora yang ada di dalamnya. Di dalam cagar alam tersebut tidak dibolehkan
adanya eksploitasi mengambil atau memanfaatkan tumbuhan, hewan atau kekayaan
alam lainnya. Alam dalam kawasan tersebut di biarkan apa adanya tumbuh secara
alamiah. Namun demikian dijaman pembangunan ini, adanya keinginan kuat untuk
mengikutsertakan cagar alam dalam proses pembangunan,maka digunakan istilah
Taman Nasional. Salah satu bentuk kawasan konservasi yang dapat mempunyai
tujuan ganda tersebut adalah Taman Nasional. Dengan demikian Taman Nasional
adalah konservasi yang dikelola secara terpadu artinya semua tujuan
perlindungan pengawetan dan pemanfaatan dapat ditampung dalam satu kesatuan
(unit) pengelolaan.
Berbeda
dengan kawasan konservasi lain yaitu, Suaka Alam yang meliputi Cagar Alam dan
Suaka Margasatwa. Pada kawasan ini tujuan utama dititik beratkan kepada
perlindungan dan pengawetan semata, sedangkan upaya pemanfaatan secara langsung
terbatas sekali.
- Cagar Budaya
Cagar budaya
pun memiliki pengertian yang sama dengan cagar alam, hanya saja yang dilindungi
bukan suatu daerah, melainkan suatu hasil kebudayaan manusia, seperti sebuah
candi dengan daerah sekitarnya, daerah condet di ibukota Jakarta juga merupakan
cagar budaya yaitu perkampungan masyarakat Betawi asli, yang sebagian besar
sudah tergusur ke luar Jakarta oleh derasnya pembangunan dan arus penduduk
pendatang.
- Cagar Biosfer
Cagar biosfer adalah dapat meliputi
suatu daerah yang telah dibudidayakan manusia, misalnya untuk pertanian secara
tradisional dan pemukiman. Cagar biosfer ini sulit untuk dipertahankan, karena
masyarakat yang ada di dalamnya cenderung berubah dan berkembang pada kehidupan
yamng modern.
- Suaka Alam
Suaka alam
aitu suatu kawasan yang memiliki
ciri khas berupa keragaman dan keunikan jenis flora yang untuk kelangsungan
hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
- Suaka Margasatwa
Suaka
margasatwa yaitu suatu kawasan yang memiliki ciri khas berupa keragaman
dan keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya.
- Taman Nasional (Pasal 1 butir 13 UU No 5 Taun 1990)
Taman
Nasional yaitu kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional mempunyai
tujuan utama untuk pemanfaatan di bid
ang
penyediaan tempat Wisata Alam. Hutan lindung merupakan juga kawasan hutan yang
disisihkan dengan tujuan utama untuk perlindungan tata air, agar keberadaan
sistem penyediaan air dapat berlangsung terus menerus.
Dilihat dari
beberapa tujuan kawasan konservasi dan kawasan hutan, jelaslah bahwa
Taman
Nasional dapat menampung semua tujuan baik perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan secara lestari.
Pembangunan
Taman Nasional mempunyai azas pokok di mana pengembangan Azas tersebut dapat
disesuaikan dengan kepentingannya. Azas pokok yang dimaksud adalah merupakan
rumusan dari IUCN pada tahun 1969 yang kemudian diterima pada kongres Taman
Nasional Sedunia ke 11 tahun 1972.
Adapun azas
pokok tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Suatu Taman
Nasional harus relatif cukup luas.
b)
Taman
Nasional harus memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik flora, fauna,
ekosistem maupun geiala alam yang masih utuh dan asli.
c)
Tidak ada
perubahan karena keg
iatan
eksploitasi dan pemukiman penduduk.
d)
Kebijaksanaan
dan pengelolaan Taman Nasional berada pada Departemen yang kompeten dan
bertanggungjawab.
e)
Memberikan
kesempatan kepada pengembangan obyek wisata alam, sehingga terbuka untuk umum
dengan persyaratan khusus untuk tujuan pendidikan ilmu pengetahuan, budaya,
bina cinta alam dan rekreasi.
Memperhatikan azas-azas pokok
tersebut Taman Nasional di Indonesia mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :
a)
Menjaga
keseimbangan ekosistem dan melindungi sistem penyangga kehidupan.
b)
Melindungi
keanekaragaman jenis dan mengupayakan manfaat sebagai sumber plasma nutfah.
c)
Menyediakan
sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan latihan.
d)
Memenuhi
kebutuhan sarana wisata alam dan melestarikan budaya setempat.
e)
Merupakan
bagian dari pengembangan daerah setempat.
III. PENUTUP
A. Simpulan
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu
berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem,
pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang
berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk
mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya
pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila
sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Upaya menjaga dan
melestarikan sumber day
a alam dapat dilakukan dengan berbagai cara contohnya
dengan cara penghijauan dan reboisasi, pembuatan sengkedan/terasering,
pengembangan DAS, Pengelolaan air limbah, dan penertibam pembuangan sampah.
Selain itu kita dapat mengetahui bagaimana mengelola SDA agar menghasilkan
manfaat yang sangat besar.
Dari penjelasan tersebut diatas kita dapat mengetahui
dan memahami alangkah pentingnya menjaga Sumber Daya Alam demi kelangsungan
hidup jangka panjang.
B. Saran
1. Memperbanyak
membaca mengenai klasifikasi dan pengelolaan sumber daya alam
2. Memperbanyak
buku referensi
3. Menjaga
Kelestarian Sumber Daya Alam
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Supatmo.2008.Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta:Rineka Cipta
Tth.Ilmu Alamiah Dasar. Semarang:IKIP PGRI
Semarang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.Di akses pada tanggal 22 mei 2016.
Comments
Post a Comment